W..E.L.C.O.M.E to M.Y S.P.A.C.E !!!

Senin, 24 Oktober 2011

Kemiskinan di Aceh Tahun 2011


Penduduk Miskin Maret 2011

Persentase penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Aceh pada tahun 2011 sebesar 19,57 persen. Angka ini menurun dibandingkan dengan tahun 2010 yang sebesar 20,98 persen. Penurunan persentase penduduk miskin tersebut terjadi di daerah perkotaan dan perdesaan. Pada periode 2010 - 2011, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Aceh, 2005 – 2011


TAHUN
Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa)
Persentase Penduduk Miskin (%)
Kota
Desa
Kota+Desa
Kota
Desa
Kota+Desa
2005
222,9
943,5
1.166,4
19,04
32,60
28,69
2006
226,9
922,8
1.149,7
19,22
31,98
28,28
2007
218,8
864,7
1.083,6
18,68
29,87
26,65
2008
195,8
763,9
959,7
16,67
26,30
23,53
2009
182,19
710,68
892,86
15,44
24,37
21,80
2010
173,37
688,48
861,85
14,65
23,54
20,98
2011
176,02
718,78
894,81
13,69
21,87
19,57


Perkembangan Penduduk Miskin di Aceh Maret 2010 – Maret 2011


Persentase penduduk miskin Provinsi Aceh pada bulan Maret 2011 sebesar 19,57 persen. Jika dibandingkan dengan persentase penduduk miskin pada Maret 2010 yang sebesar 20,98, berarti persentase penduduk miskin turun sekitar 1,41 persen. Penurunan persentase penduduk miskin di daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan yaitu masing-masing 1,67 persen dan 0,96 persen.

Penurunan jumlah penduduk miskin ini diduga karena terjadinya perubahan pola konsumsi masyarakat yang diakibatkan oleh sebagian besar perekonomian sudah mulai bergairah kembali khususnya sektor pertanian. Hal ini berkaitan dengan pemberian bantuan pemberdayaan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin oleh pemerintah maupun lembaga non pemerintah.

Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin, akan tetapi ada dimensi lain yang perlu diperhatikan yaitu tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan, yang mengukur rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.

Indeks Kedalaman Kemiskinan Aceh mengalami penurunan selama tahun 2010 – 2011 yaitu dari 4,11 menjadi 3,50. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan turun dari 1,26 menjadi 0,94 pada periode yang sama. Hal ini menggambarkan adanya perbaikan pada tingkat konsumsi masyarakat miskin, karena penurunan nilai kedua indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.



Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Aceh


Tahun
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) (%)
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) (%)
2008
4,92
1,50
2009
4,46
1,34
2010
4,11
1,26
2011
3,50
0,94







 

Kesenjangan Sosial Di Aceh Masih Tinggi


Banda Aceh ( Berita ) – Staf Khusus Presiden Bidang Penanggulangan Kemiskinan, Fakhrulsyah Mega mengemukakan kesenjangan sosial di Provinsi Aceh masih tinggi, kemiskinan masih mendominasi warga Serambi Mekkah itu. “Selama ini kesenjangan sosial dalam kehidupan masyarakat Aceh sudah pada tataran tingkat tinggi. Banyak orang miskin dibandingkan dengan orang kaya,” katanya di Banda Aceh, Selasa [09/08]

Dijelaskannya, kesenjangan sosial tersebut disebabkan oleh tiga faktor antara lain target melakukan pemberantasan kemiskinan tidak tepat sasaran, program yang diterapkan salah dan keakuratan data yang belum memadai. “Alasan program yang masih salah karena pemberian bantuan sifatnya disamaratakan, idealnya harus ada pembagian porsi untuk golongan kaya dan miskin,” kata Asisten Kemitraan Strategis Percepatan dan Perluasan Penanggulangan Kemiskinan Presiden RI itu.

Dikatakannya, agar kesenjangan tidak terjadi maka pemberlakuan saat pemberian bantuan antara rakyat yang golongan menengah ke bawah dan rakyat golongan menengah ke atas harus ada perbedaan. “Bila itu dilakukan maka ke depan angka kemiskinan di Aceh semakin berkurang,” saran Staf khusus Presiden yang juga putra Kota Sabang (Pulau Weh) itu.

Fakhrul menambahkan persoalan keakuratan data juga harus dibenahi dengan baik agar saat pemberian bantuan nantinya bisa mengetahui secara jelas siapa yang layak atau tidak untuk diberikan bantuan. “Secara indeksnya kondisi Aceh semakin membaik misalnya bidang kesehatan, pendidikan dan partisipasi perempuan namun persoalan daya jual beli atau pendapatan masyarakat yang masih di atas rata-rata”.

Selain itu, staf khusus ini menyebutkan bahwa angka kemiskinan di Aceh turun 1,5 persen dari tahun sebelumnya. “Tahun 2010 angka kemiskinan di Aceh diatas 21 persen lebih, tahun ini persentase kemiskinannya turun menjadi 19,57 persen”.

Adapun daerah-daerah di Aceh yang angka kemiskinan masih banyak di antaranya, Kabupaten Aceh Utara, Simulue, Aceh Besar dan Kabupaten Aceh Timur. Hingga saat ini separuh dari kabupaten di Aceh pertumbuhan kemiskinan masih dibawa rata-rata.

Sumber : > http://aceh.bps.go.id
                > http://aceh.info/component/content/article/82-nasional/329-kesenjangan- sosial-di-aceh-masih-tinggi.html

 

Kemiskinan di Aceh Tahun 2011


Penduduk Miskin Maret 2011


Persentase penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Aceh pada tahun 2011 sebesar 19,57 persen. Angka ini menurun dibandingkan dengan tahun 2010 yang sebesar 20,98 persen. Penurunan persentase penduduk miskin tersebut terjadi di daerah perkotaan dan perdesaan. Pada periode 2010 - 2011, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin , Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2010


Jumlah Penduduk Miskin (000)
Persentase Penduduk Miskin (%)
Garis Kemiskinan (Rp)
Kota
Desa
Kota+Desa
Kota
Desa
Kota+Desa
Kota
Desa
Kota+Desa
173.4
688.5
861.9
14.65
23.54
20.98
308,306
266,285
278,389


P1 (%)
P2 (%)
Kota
Desa
Kota+Desa
Kota
Desa
Kota+Desa
2.83
4.63
4.11
0.79
1.45
1.26





Minggu, 16 Oktober 2011

GRAMEEN BANK


Nama             : Syilfia Indriani
NIM              : 1001101010045
Jenis Usha       : Menjual Bolu Kukus dan Bakwan

J  Modal Awal           : Rp 10.000,-

Hari ke-1 ( Rabu,28 September 2011 ) menjual bolu kukus..
Rincian Bahan Baku   :
Bolu Kukus..              
ü  Terigu ¼ kg                       = Rp 2.000,-
ü  Gula ¼ kg                          = Rp 2.500,-
ü  Telur 2 butir                    = Rp 2.000,-
ü  Susu Cair 1 bungkus           = Rp 1.500,-
ü  Cup 4                                = Rp 2.000,-
ü  Essence                             = Bahan dari dapur
ü  Baking Powder                   = Bahan dari dapur

Modal Terpakai           : Rp 10.000,-
Jumlah Bolu Kukus       : 30 cup
Terjual                       : 30 cup x Rp 1.000,-  = Rp 30.000
Sisa                            : 0
Total Penjualan            : Rp 30.000,-
Dipotong untuk modal besok..
                 Rp 30.000,-  – Rp 18.000  = Rp 10.000,-
Keuntungan hari ke-1 sebesar               = Rp 12.000,-


Hari ke-2 ( Kamis,29 September 2011 ) menjual bolu kukus dan Bakwan..
Rincian Bahan Baku   :
                        Bolu Kukus..
ü  Terigu ¼ kg                       = Rp 2.000,-
ü  Gula ¼ kg                          = Rp 2.500,-
ü  Telur 2 butir                    = Rp 2.000,-
ü  Susu Cair 1 bungkus           = Rp 1.500,-
ü  Cup                                  = Sisa bahan hari ke-1
ü  Essence                            = Bahan dari dapur
ü  Baking Powder                  = Bahan dari dapur

Bakwan..
ü  Terigu ¼ kg                      = Rp 2.000,-
ü  Wortel                             = Rp 2.000,-
ü  Kol                                   = Rp 2.000,-
ü  Minyak ¼ kg                     = Rp 2.500,-
ü  Royco                               = Rp    500,-
ü  Merica                             = Rp    500,-
ü  Kemiri                              = Rp    500,-
ü  Garam                               = Bahan dari dapur
ü  Bawang Putih&Merah          = Bahan dari dapur


Modal Terpakai            : Rp 18.000,-
Jumlah Bolu Kukus        : 30 cup
Terjual                        : 30 cup x Rp 1.000,-  = Rp 30.000,-
Sisa                             : 0
Jumlah Bakwan             : 40
Terjual                        : 40 x Rp 500,-            = Rp 20.000,-
Sisa                             : 0
Total Penjualan             : Rp 50.000,-
Dipotong untuk modal besok..
                 Rp 50.000,-  – Rp 11.000  = Rp 39.000,-
Keuntungan hari ke-2 sebesar             = Rp 39.000,-


Hari ke-3 ( Jum’at,30 September 2011 ) menjual bolu kukus dan Bakwan..
Rincian Bahan Baku   :
                        Bolu Kukus..
ü  Terigu ¼ kg                       = Rp 2.000,-
ü  Gula ¼ kg                          = Rp 2.500,-
ü  Telur 2 butir                     = Rp 2.000,-
ü  Susu Cair 1 bungkus            = Rp 1.500,-
ü  Cup                                   = Sisa bahan hari ke-1
ü  Essence                             = Bahan dari dapur
ü  Baking Powder                   = Bahan dari dapur

Bakwan..
ü  Terigu ¼ kg                       = Rp 2.000,-
ü  Wortel                              = Sisa bahan hari ke-2
ü  Kol                                    = Sisa bahan hari ke-2
ü  Minyak ¼ kg                       = Sisa bahan hari ke-2
ü  Royco                                = Rp    500,-
ü  Merica                              = Sisa bahan hari ke-2
ü  Kemiri                               = Rp    500,-
ü  Garam                               = Bahan dari dapur
ü  Bawang Putih&Merah          = Bahan dari dapur

Modal Terpakai           : Rp 11.000,-
Jumlah Bolu Kukus       : 30 cup
Terjual                       : 30 cup x Rp 1.000,-  = Rp 30.000,-
Sisa                            : 0
Jumlah Bakwan            : 40
Terjual                       : 40 x Rp 500,-            = Rp 20.000,-
Sisa                            : 0
Total Penjualan            : Rp 50.000,-
Hari terakhir tidak dipotong untuk modal
Keuntungan hari ke-3 sebesar                          = Rp 50.000,-



J  Kalkulasi keuntungan dari Hari Rabu – Jum’at          :
Ø  Laba kotor       :
Rp 30.000,-  +  Rp 50.000,-  +  Rp 50.000,-  =  Rp 130.000,-    
·         Laba kotor – modal awal    
Rp 130.000,-  –  Rp 10.000,-  = Rp 120.000,-

Ø  Laba bersih (setelah dikurangi modal kedepan)     :
Rp 12.000,-  +  Rp 39.000,-  +  Rp 50.000,-  =  Rp 101.000,-
·         Laba bersih – modal awal    
Rp 101.000,-  –  Rp 10.000,-   = Rp   91.000,-

Target Pasar    :
v  Tetangga di lingkungan sekitar
v  Teman di kampus

J  Kesimpulan     :
Demikianlah rincian usaha yang telah saya jalankan setelah mendapatkan dana pinjaman dari “Grameen Bank”. Dari usaha yang saya jalankan selama tiga hari sejak tanggal 28 September – 30 September, saya memperoleh keuntungan sebesar Rp 120.000,- . Banyak hikmah yang dapat saya ambil dari game ini. Saya jadi tau bagaimana rasanya mencari uang sendiri. Dan saya pun mendapat pengalaman menjadi seorang entrepreneur. Pengalaman ini dapat menjadi bekal bagi saya kelak. Kepada Bapak Iskandarsyah Madjid saya ucapkan terima kasih atas pengalaman ini.